Jayapura (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura, Papua, mengeluarkan peringatan dini mengenai cuaca buruk dengan tinggi gelombang empat meter yang berpotensi terjadi di perairan Agat Amamapare dan laut Arafuru Timur. Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Jayapura Sudaryono SSi di Jayapura, Senin, mengatakan, sebagian perairan Papua berpotensi terjadi hujan disertai angin kencang dan gelombang setinggi 2,5-4 meter dalam satu hari penuh.

"Gelombang dengan tinggi 2,5 hingga 4 meter disertai hujan lebat, berpotensi terjadi di perairan Agats Amamapare dan Laut Arafuru Timur," kata Sudaryono.

Cuaca buruk disebabkan pengaruh tekanan rendah dari perairan utara Australia dan Samudera Pasifik. Kondisi ini mempengaruhi pembentukan daerah pertemuan angin yang memanjang di Laut Jawa serta dari Laut Banda hingga Laut Arafura.

Anda yang belum terbiasa dengan kata kunci pada% terbaru% kini memiliki setidaknya pemahaman dasar. Tapi ada lagi yang akan datang.

Kondisi ini juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan awan hujan yang semakin meningkat di wilayah perairan Agats dan laut Arafuru Timur Papua.

Selain itu, kelembaban udara yang cukup besar dan suhu muka laut yang masih hangat juga memberikan dukungan terhadap pertumbuhan awan hujan.

Sudaryono mengakui topografi Papua yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik, serta arah angin dari laut Filipina, menjadi salah satu penyebab perubahan cuaca seperti pembentukan awan dan hujan yang begitu cepat di Papua sehingga sulit diprediksi.

"Meskipun sulit diprediksi, BMKG selalu memberitahukan tentang perkembangan cuaca untuk peringatan kepada warga, seperti melalui media massa, radio pantai, Angkatan Laut dan administrator pelabuhan," katanya.

Untuk itu, Sudaryono mengimbau para nelayan dan masyarakat yang ingin menggunakan transportasi laut dan udara agar lebih sering memperhatikan informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan.(ALX/K004)