Mentawai, (tvOne). Kearifan lokal merupakan peringatan dini tsunami yang terbaik untuk diterapkan di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, seperti dikatakan Kepala Pusat Informasi Riset Bencana Alam, Kementerian Riset dan Teknologi RI, Dr Pariatmono. "Pengalaman tsunami yang melanda Pulau Pagai Utara dan Selatan pada Senin (25/10) dapat disimpulkan peringatan dini tsunami berbasis teknologi tidak cocok di Kepulauan Mentawai, katanya di Sikakap, Minggu, (7/11). Dengan pengalaman itu, maka bagi masyarakat di kawasan pesisir pantai Mentawai, peringatan dini tsunami yang terbaik adalah segera lari jika merasakan gempa berkekuatan besar. Now that we've covered those aspects of mobil keluarga ideal terbaik indonesia, let's turn to some of the other factors that need to be considered.
Jadi, jangan menunggu sirene atau menunggu peringatan dari pihak terkait, jika gempa kuat langsung lari ke daerah ketinggian, katanya. Di Mentawai tidak butuh teknologi peringatan dini tsunami karena yang terbaik diterapkan adalah membudayakan kearifan lokal yakni lari jika gempa kuat yang harus terus disosialisasikan kepada warga, tambahnya. Menurut Pariatmono, berbagai ciri-ciri alam akan datangnya tsunami juga sulit diliat di Mentawai dan berbeda dengan apa yang sering disosialisasikan selama ini. Seperti ciri-ciri jangka waktu 30 menit setelah gempa besar akan terjadi tsunami, ternyata tidak berlaku pada tsunami Mentawai dimana gelombang itu justru elah datang 15 menit setelah gempa. Begitu pula, ciri-ciri gempa yang menimbulkan tsunami seperti berkekuatan yang merobohkan bangunan, ternyata tidak berlaku pada tsunami Mentawai, karena hanya dipicu gempa 7,2 SR dengan guncangan berayun (slow earthquake). Dengan kenyataan pada tsunami Mentawai, maka ke depan peringatan dini terbaik di daerah ini adalah membudayakan peringatan segera evakuasi jika merasakan gempa besar. Peringatan berbasis kearifan lokal ini, telah terbukti lebih baik saat mampu menyelamatkan warga Pulau Simelue pada tsunami akhir 2004, tambahnya.
Jadi, jangan menunggu sirene atau menunggu peringatan dari pihak terkait, jika gempa kuat langsung lari ke daerah ketinggian, katanya. Di Mentawai tidak butuh teknologi peringatan dini tsunami karena yang terbaik diterapkan adalah membudayakan kearifan lokal yakni lari jika gempa kuat yang harus terus disosialisasikan kepada warga, tambahnya. Menurut Pariatmono, berbagai ciri-ciri alam akan datangnya tsunami juga sulit diliat di Mentawai dan berbeda dengan apa yang sering disosialisasikan selama ini. Seperti ciri-ciri jangka waktu 30 menit setelah gempa besar akan terjadi tsunami, ternyata tidak berlaku pada tsunami Mentawai dimana gelombang itu justru elah datang 15 menit setelah gempa. Begitu pula, ciri-ciri gempa yang menimbulkan tsunami seperti berkekuatan yang merobohkan bangunan, ternyata tidak berlaku pada tsunami Mentawai, karena hanya dipicu gempa 7,2 SR dengan guncangan berayun (slow earthquake). Dengan kenyataan pada tsunami Mentawai, maka ke depan peringatan dini terbaik di daerah ini adalah membudayakan peringatan segera evakuasi jika merasakan gempa besar. Peringatan berbasis kearifan lokal ini, telah terbukti lebih baik saat mampu menyelamatkan warga Pulau Simelue pada tsunami akhir 2004, tambahnya.
No comments:
Post a Comment