Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan, diversifikasipangan harus segera dilaksanakan untuk dapat mengurangi konsumsi beras."Saat ini, konsumsi masyarakat terhadap bahan makanan pokok beras cukuptinggi," kata Suswono saat dihubungi usai melakukan kunjungan keKabupaten Lebak, Kamis (4/11). Karena itu, diversifikasi pangan mesti dilakukan untuk mengurangi konsumsi beras."Kita punya umbi-umbian, talas, ganyong, jagung, dan sukun bisadijadikan makanan pengganti beras," kata Suswono. Suswono mengatakan, jika Indonesia mampu diversifikasi pangan tentu akanmengurangi konsumsi beras antara 90 sampai 100 kilogram per kapita pertahun.Selama ini, konsumsi beras rata-rata mencapai 139 kilogram per kapita per tahun. Angka itu, jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara dan Asia lainnya. If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
Dia mencontohkan, masyarakat Thailand produksi beras sebanyak 20 jutaton, namun konsumsi beras hanya 70 kilogram per kapita per tahun. Begitu pula negara Vietnam produksi beras sebanyak 17 ton, namun kebutuhan konsumsi hanya sembilan ton per kapita per tahun. Pemerintah terus akan menggalakan kepada anak-anak agar membiasakanmakanan umbi-umbian, seperti talas, ganyong, jagung, sukun sebagaipengganti beras. "Bahkan, makanan ganyong memiliki kadar protein yang cukup tinggi dibandingkan beras. Kita yakin bisa mengganti makanan pokok dari beras ke umbi-umbian," katanya. Menurut dia, diversifikasi pangan terus digalakan sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras."Saya berharap bisa turun antara dua sampai tiga persen per tahun," katanya. Suswono meminta ibu-ibu agar mengajarkan kepada anak-anaknya untuk makan makanan pokok yang lain selain nasi. Dia mengakui, produksi beras di Indonesia sudah mencapai swasembada pangan. Saat ini, produksi beras nasional sebanyak 63 juta ton dan surplus sekitar tiga juta ton.
Dia mencontohkan, masyarakat Thailand produksi beras sebanyak 20 jutaton, namun konsumsi beras hanya 70 kilogram per kapita per tahun. Begitu pula negara Vietnam produksi beras sebanyak 17 ton, namun kebutuhan konsumsi hanya sembilan ton per kapita per tahun. Pemerintah terus akan menggalakan kepada anak-anak agar membiasakanmakanan umbi-umbian, seperti talas, ganyong, jagung, sukun sebagaipengganti beras. "Bahkan, makanan ganyong memiliki kadar protein yang cukup tinggi dibandingkan beras. Kita yakin bisa mengganti makanan pokok dari beras ke umbi-umbian," katanya. Menurut dia, diversifikasi pangan terus digalakan sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras."Saya berharap bisa turun antara dua sampai tiga persen per tahun," katanya. Suswono meminta ibu-ibu agar mengajarkan kepada anak-anaknya untuk makan makanan pokok yang lain selain nasi. Dia mengakui, produksi beras di Indonesia sudah mencapai swasembada pangan. Saat ini, produksi beras nasional sebanyak 63 juta ton dan surplus sekitar tiga juta ton.
No comments:
Post a Comment